Jl. Prof. Herman Yohanis Penfui Kupang, NTT, Indonesia. Kantor Cabang (sekolah) Jl TDM V No.11 Oebufu, Kupang, Telp. (0380) 8800190. HP. 081 236 944 413.
Wednesday, June 1, 2016
Perpisahan yang Memilukan tapi Berguna
“Adalah Lebih Berguna Bagi Kamu, Jika Aku Pergi Supaya Penghibur Datang”
(Serial Renungan: Peranan Roh Kudus
dalam Kehidupan Orang Percaya)
Tuhan Yesus,
sebelum berpisah dengan murid-muridnya untuk pulang kepada Bapa-Nya di Sorga,
berpesan:
Namun benar yang Ku-katakan ini kepadamu: Adalah
lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi,
Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku
akan mengutus Dia kepadamu (Yoh.16:7).
Untuk
mendalami apa maksud: makna dan nilai Firman ini, pertama-tama perhatikanlah bahwa:
Peristiwa
atau pernyataan Tuhan Yesus ini disampaikan dalam suatu situasi yang SANGAT
GENTING dan MENCEKAM. Di satu pihak, Pemerintahan Romawai yang menjajah Bangsa
Yahudi saat itu semakin ganas. Barabas dipenjarakan karena memimpin
pemberontakan terhadap pemerintahan Romawi. Dalam tekanan penjajahan Romawi
seperti ini, Barabas yang di penjara, penduduk Yahudi serta murid-murid Tuhan
Yesus sedang mengharapkan munculnya seorang raja yang membebaskan mereka dari
penjajahan bangsa dan pemerintahan Romawi. Orang itu, dalam konsep mereka,
adalah sang Mesias yang dijanjikan yaitu Tuhan Yesus yang saat-saat itu semakin
popular karena hikmat dan wibawa illahi yang menyertaiNya dan berbagai perkara
heran (mujizat) yang dikerjakanNya.
Karena popularitasNya Tuhan Yesus ini dan dengan pikiran serta
keyakinan manusiawi bahwa Yesus segera menjadi raja, murid-murid secara
diam-diam juga memikirkan, merencanakan dan mengharapkan jabatan masing-masing.
Kemudian tibalah Yesus dan
murid-murid-Nya di Kapernaum. Ketika Yesus sudah di rumah, Ia bertanya kepada
murid-murid-Nya: "Apa yang kamu perbincangkan tadi di tengah
jalan?" Tetapi mereka diam, sebab di tengah jalan tadi mereka
mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka. (Baca selengkapnya di Mark.9:33 dan seterusnya!)
|
Maka
datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu
sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. Kata Yesus: "Apa
yang kaukehendaki?" Jawabnya: "Berilah perintah, supaya kedua
anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah
kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu." Tetapi Yesus
menjawab, kata-Nya: "Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu
meminum cawan, yang harus Kuminum?" Kata mereka kepada-Nya: "Kami
dapat." (Baca selengkapnya di Mat.20:20 dan seterusnya! Dan baca juga Lukas 14:7-11, Matius 18: 1-5, Matius 23: 6-7, Roma 12:3 dan 10, Galatia 5: 20-21, Filipi 2:3 dan 14, III Yohanis 1:9)
|
Di pihak lain, popularitas Tuhan Yesus juga membuat
KEBENCIAN DUNIA secara umum, khususnya pemerintahan Romawi, para imam Yahudi
dan Ahli Taurat, terhadap Tuhan Yesus dan murid murid-Nya semakin menjadi-jadi (Yoh.15:
18-). Yudas Iskariot mengambil peluang ini untuk mencari keuntungan dirinya.
Dari pada mengharapkan jabatan dalam kerajaan yang akan dipimpin oleh Tuhan
Yesus, yang belum tentu didapatinya, ia juga secara diam-diam menjual Tuhan Yesus
dan bersekongkol dengan para imam Yahudi untuk menangkap dan membunuh Tuhan
Yesus (Yoh. 13:26, 27, Mat.26:14-16).
Di tengah situasi yang sangat mencekam: kesedihan dan ketakutan
… …, dan dalam harapan akan seorang raja yang memerdekakan … serta dalam bayang-bayang
harapan akan suatu kerajaan yang ‘gema
ripah loh jinawi tata tentrem’ dengan pemimpinnya yang bijaksana dan penuh
hikmat …., dan di tengah mimpi-mimpi indah murid-murid untuk menduduki ‘jabatan aduhai’ dalam kerajaan yang
dipimpin Tuhan Yesus, Tuhan Yesus - sang
Mesias ini malah, berkata: ….. Adalah lebih berguna bagi kamu, jika
Aku pergi. … Tanpa berpikir
panjang, Yudas Iskariot akhirnya banting stir – menjual Tuhan Yesus dengan
harga 30 keping perak.
Kalau hanya dengan logika manusia, kita boleh saja
berkata: ‘Tuhan Yesus keterlaluan’.
Tetapi oleh kasih karuniaNya dan dengan pertolongan Roh Kudus kita akan dapati
betapa agungnya rancangan Tuhan – sangat tinggi dan sangat dalam makna dan
nilai yang terkandung dalam pernyataan Tuhan Yesus di atas. “… Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur
itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia
kepadamu” (Yoh.16:7). Makna dan nilai yang tersimpan atau
tersirat dalam pernyataan Tuhan Yesus ini kalau dibahasakan dengan bahasa yang
lebih praktis dan sederhana maka:
Pertama: Tuhan Yesus tidak terlalu mencemaskan
ancaman kematian yang menghadang Dia. Mengapa? Karena itu tugasNya, itu jalan
karya penyelamatan/ penebusan dosa umat manusia yang HARUS Dia lalui. Bapak di
Sorga telah menetapkan Dia sebagai ANAK DOMBA ALLAH untuk disembelih karena
hanya darahNya yang dapat menebus dosa manusia[1].
Tiga kali berturut-turut Tuhan Yesus
berusaha kompromi dengan bapaNya, di saat Dia berdoa di taman Getsemani.
Akan tetapi penugasan Allah Bapa ini tetap dan tidak berubah. Akhirnya anak
domba Allah ini disembelih di kayu Salib, di bukit Golgota. Darahnya yang
tertumpah meremukkan kepala si ular tua dan menebus dosa manusia di dunia.
Maka
Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau
sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah
seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."
Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya
dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu,
kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!" (Mat. 26:39, 42).
Siapakah yang percaya kepada berita
yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan?
Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering.
Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan
rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya. Ia dihina dan dihindari orang,
seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat
dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia
tidak masuk hitungan. Tetapi
sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang
dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.
Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan
oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita
ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita
sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri,
tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. Dia
dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya
seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu
di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang
memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena
pemberontakan umat-Ku ia kena tulah. Orang menempatkan kuburnya di antara
orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat,
sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya. Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan
dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus
salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN
akan terlaksana olehnya. Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan
menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan
banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul. ……… (Yesaya 53)
|
Hal ini sebelumnya telah
diajarkan dan disampaikan berulang-ulang kepada murid-muridnya, tetapi
murid-murid tidak mengerti. Malah yang dipikirkan mereka adalah hal-hal
duniawi, seperti antara lain dalam kutipan berikut ini.
‘… Ia berkata kepada mereka: "Anak
Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia,
dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit." …’ (Mark.9:31).
‘…
“Dengarlah dan camkanlah segala perkataan-Ku ini: Anak Manusia akan diserahkan
ke dalam tangan manusia." Mereka
tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka, sehingga
mereka tidak dapat memahaminya. Dan mereka tidak berani menanyakan arti
perkataan itu kepada-Nya. Maka timbullah
pertengkaran di antara murid-murid Yesus tentang siapakah yang terbesar di
antara mereka. Tetapi Yesus mengetahui
pikiran mereka. Karena itu Ia mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya
di samping-Nya, dan berkata kepada mereka: "Barangsiapa menyambut anak ini
dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia,
yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang
terbesar." (Luk.9:44-48. Baca juga Mat.12:40, 17:22, dll)
Kedua: Tuhan Yesus juga tidak terlalu mencemaskan nasib
murid-muridNya setelah Dia ditangkap, disalibkan dan mati. Mengapa? Karena Dia
tahu bahwa semua yang telah dipilih oleh Bapa untuk datang kepadaNya tidak akan
binasa, kecuali Yudas yang telah ditentukan untuk binasa. Tuhan Yesus juga tahu
dan sudah mengajar mereka berulang-ulang bahwa mereka memang akan tercerai
berai setelah Tuhan Yesus ditangkap tetapi setelah kebangkitanNya Ia akan
mengumpulkan kembali mereka dan menginsafkan kembali mereka tentang semua
perkara ini yang pada mulanya mereka tidak mengerti.
Selama Aku bersama mereka, Aku
memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan
kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorangpun dari mereka yang
binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya
genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci (Yoh 17:12).
|
Nah, adakah hal yang dicemaskan Tuhan Yesus, yang menjadi
sentral keprihatinan dan pergumulan Tuhan Yesus?
Ketiga: Yang menjadi sentral kecemasan dan pergumulan
Tuhan Yesus yang dapat disingkapkan dibalik pernyataaNya di atas adalah kutukan dahsyat dan mengerikan akibat
dari dosa.
Kutukan
maut ini tidak hanya menimpa manusia, termasuk rahim/ kandungan anak-anak
perempuan manusia, tetapi juga menimpa ladang dan kebun dan tanamannya. Dalam konteks modern sekarang ini, kutukan
ini menimpa juga berbagai usaha dan pekerjaan yang kita geluti. Industri kita,
bisnis kita, yayasan kita, CV kita, pekerjaan kewiraswastaan, pekerjaan pegawai
negeri, usaha-usaha dalam rumah tangga kita …. SEMUA TERKENA KUTUK AKIBAT DOSA.
Situasi kehidupan kekal Taman Firdaus - suasana Kerajaan Sorga hilang dari
manusia.
Aku
akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara
keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan
engkau akan meremukkan tumitnya." Firman-Nya kepada perempuan itu:
"Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan
kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada
suamimu dan ia akan berkuasa atasmu." Lalu firman-Nya kepada manusia
itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu … … maka terkutuklah
tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari
tanah seumur hidupmu: semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya
bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; dengan berpeluh
engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah,
karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali
menjadi debu." (Kej.3:15-19)
|
Sebab itu, sama
seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga
maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua
orang telah berbuat dosa. (Rom_5:12)
|
Kutukan atau hutang dosa inilah yang menjadi sentral
pergumulan dan kecemasan Tuhan Yesus. Dia akan menebusNya dengan darahNya
sendiri yang telah ditetapkan oleh BapaNya sebagai Darah Anak Domba Allah.
Setelah tugas penebusan ini diselesaikan, Dia akan pulang kepada Bapa di Sorga,
sebelum kemudian datang kembali untuk bertakhta sebagi raja di Yerusalem baru
di bumi baru di saat penciptaan kembali[2].
Dia HARUS PULANG lapor kepada Bapa di sorga dan umumkan dari Sorga kepada dunia
bahwa “SUDAH GENAP’. DOSA SEISI DUNIA TELAH DITEBUS DENGAN DARAHNYA.
Kata
Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu
penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya,
kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk
menghakimi kedua belas suku Israel.
(Mat.19:28. Baca juga: Wahyu 3:12 dan Wahyu 21:1-2).
|
Masalahnya kemudian adalah, siapa yang akan mendampingi
manusia, menghibur mereka, memulihkan suasana sorgawi - suasana Taman Eden yang
berkelimpahan itu kedalam kehidupan mereka di dunia ini, selama mereka masih
harus menanti kedatangannNya (Tuhan Yesus) yang kedua?
Keempat: Rancangan Allah Bapa bagi
kebaikan dan keselamatan manusia sangat luar biasa. RANCANGAN PENEBUSAN DOSA
yang ditugaskan kepada Tuhan Yesus (Allah anak) ini kemudian disusul dengan
RANCANGAN PENGHIBURAN; dan rancangan ini ditugaskan kepada sang penghibur
yang telah dijanjikanNya juga melalui nabi-nabiNya (antara lain Yoel dan
Yesaya) untuk mengerjakannya. Sang penghibur itu adalah Roh Kudus (Allah
Roh).
…"Kemudian dari pada itu akan
terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia, maka
anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua
akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan.
Juga ke atas hamba-hambamu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku
pada hari-hari itu. Aku akan mengadakan mujizat-mujizat di langit dan di
bumi: darah dan api dan gumpalan-gumpalan asap…. Yoel. 2: 28-)
… ratapilah tanah bangsaku yang
ditumbuhi semak duri dan puteri malu, bahkan juga segala rumahmu tempat
bergirang-girang di kota yang penuh keriaan. Sebab purimu sudah ditinggalkan
dan keramaian kotamu sudah berubah menjadi kesepian. Bukit dan Menara sudah
menjadi tanah rata untuk selama-lamanya, menjadi tempat kegirangan bagi
keledai hutan dan tempat makan rumput bagi kawanan binatang. Sampai
dicurahkan kepada kita Roh dari atas: Maka padang gurun akan menjadi
kebun buah-buahan, dan kebun buah-buahan itu akan dianggap hutan. Di padang
gurun selalu akan berlaku keadilan dan di kebun buah-buahan akan tetap ada
kebenaran. Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan
akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya.
Bangsaku akan diam di tempat yang damai, di tempat tinggal yang tenteram di
tempat peristirahatan yang aman. Hutan akan runtuh seluruhnya dan kota akan
direndahkan serendah-rendahnya.
Berbahagialah kamu yang boleh menabur di segala tempat di mana
terdapat air, yang dapat membiarkan sapi dan keledainya pergi ke mana-mana! Yesaya 32:13-19).
|
Dalam kitab Injil, Tuhan Yesus menyebut Roh Kudus dengan
nama Penghibur sebanyak tiga kali, yaitu dalam kitab Yohanis 14:26, 15:26 dan
16:7. Mengapa Tuhan Yesus menyebut Roh Kudus sebagai penghibur? Untuk
menyingkap rahasia dibalik nama penghibur yang dipakai Tuhan Yesus untuk
menyebut Roh Kudus ini, baiklah terlebih dahulu kita dalami makna dari kata Penghibur.
Kata penghibur, yang bahasa aslinya ‘parakletos’ adalah sebuah kata jadian dari kata dasar – kata
kerja: hibur. Kata jadian lainnya adalah kata kerja menghibur. Baik kata hibur
maupun kata menghibur kedua-duanya mengandung arti merubah suasana susah atau
dukacita seseorang sehingga menjadi senang atau sukacita. Selain itu kedua kata
ini juga mengandung arti orang yang berduka cita sehingga perlu dihibur,
- dan orang yang menghibur. Orang yang mengalami suasana duka cita ini
tentu ada penyebabnya; misalnya karena kematian orang yang dikasihi, kehilangan
barang berharganya atau karena sakit, dll. Sebaliknya, orang yang yang
menghibur tentunya adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menghibur; misalnya
karena hubungan kedekatan (misalnya: mama
– anak), memiliki kemampuan menyembuhkan (kalau kedukaan karena sakit),
dll.
Kelima: Makna dan
nilai lain yang dapat pula disingkapkan dari kutipan pernyataan Tuhan Yesus
sebelumnya adalah bahwa: Pertama, ada satu pihak yang sedang mengalami situasi
atau suasana duka cita sehingga perlu dihibur. Pihak itu adalah kita - manusia,
yang diciptakan Allah dengan tanganNya - segambar dan serupa denganNya. Kedua,
ada pihak yang memiki kemampuan dan telah ditetapkan dan dijanjikan Allah Bapa
sebagai penghibur yang akan (dan yang sudah dan akan) datang. Pihak itu adalah
Roh Kudus. Nah, serentetan pertanyaan bisa dimunculkan dari rahasia kelima ini.
Pertanyaan pertanyaan itu adalah, antara lain:
- Apakah kita menyadari bahwa kita sedang dalam suasana dukacita dan merasakan suasana dukacita itu?
- Apakah kita tahu apa saja penyebab suasana dukacita kita?
- Apakah kita menyadari bahwa Roh Kudus memiliki kemampuan dan telah ditetapkan oleh Allah Bapa untuk menghibur kita?
- Pekerjaan penghiburan seperti apa yang sedang dikerjakan Roh Kudus untuk kita?
- Apakah kita mau membuka diri untuk mendapatkan penghiburan dari Roh Kudus?
- Apakah kita tahu bahwa rancangan Allah atas hidup kita adalah rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan?
Tuhan
terus memberkati. Sampai jumpa!
================= John Wem Haan
===================
Subscribe to:
Posts (Atom)