Wednesday, June 1, 2016

Katakan Kebenaran

Perpisahan yang Memilukan tapi Berguna



Adalah Lebih Berguna Bagi Kamu, Jika Aku Pergi Supaya Penghibur Datang”

(Serial Renungan: Peranan Roh Kudus dalam Kehidupan Orang Percaya)



Tuhan Yesus, sebelum berpisah dengan murid-muridnya untuk pulang kepada Bapa-Nya di Sorga, berpesan:

Namun benar yang Ku-katakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu (Yoh.16:7).

Untuk mendalami apa maksud: makna dan nilai  Firman ini, pertama-tama perhatikanlah bahwa:
Peristiwa atau pernyataan Tuhan Yesus ini disampaikan dalam suatu situasi yang SANGAT GENTING dan MENCEKAM. Di satu pihak, Pemerintahan Romawai yang menjajah Bangsa Yahudi saat itu semakin ganas. Barabas dipenjarakan karena memimpin pemberontakan terhadap pemerintahan Romawi. Dalam tekanan penjajahan Romawi seperti ini, Barabas yang di penjara, penduduk Yahudi serta murid-murid Tuhan Yesus sedang mengharapkan munculnya seorang raja yang membebaskan mereka dari penjajahan bangsa dan pemerintahan Romawi. Orang itu, dalam konsep mereka, adalah sang Mesias yang dijanjikan yaitu Tuhan Yesus yang saat-saat itu semakin popular karena hikmat dan wibawa illahi yang menyertaiNya dan berbagai perkara heran (mujizat) yang dikerjakanNya.
Karena popularitasNya Tuhan Yesus ini dan dengan pikiran serta keyakinan manusiawi bahwa Yesus segera menjadi raja, murid-murid secara diam-diam juga memikirkan, merencanakan dan mengharapkan jabatan masing-masing.

Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Kapernaum. Ketika Yesus sudah di rumah, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Apa yang kamu perbincangkan tadi di tengah jalan?" Tetapi mereka diam, sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka. (Baca selengkapnya di Mark.9:33 dan seterusnya!)
Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. Kata Yesus: "Apa yang kaukehendaki?" Jawabnya: "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu." Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: "Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?" Kata mereka kepada-Nya: "Kami dapat." (Baca selengkapnya di Mat.20:20 dan seterusnya! Dan baca juga Lukas 14:7-11, Matius 18: 1-5, Matius 23: 6-7, Roma 12:3 dan 10, Galatia 5: 20-21, Filipi 2:3 dan 14, III Yohanis 1:9) 
Di pihak lain, popularitas Tuhan Yesus juga membuat KEBENCIAN DUNIA secara umum, khususnya pemerintahan Romawi, para imam Yahudi dan Ahli Taurat, terhadap Tuhan Yesus dan murid murid-Nya semakin menjadi-jadi (Yoh.15: 18-). Yudas Iskariot mengambil peluang ini untuk mencari keuntungan dirinya. Dari pada mengharapkan jabatan dalam kerajaan yang akan dipimpin oleh Tuhan Yesus, yang belum tentu didapatinya,   ia juga secara diam-diam menjual Tuhan Yesus dan bersekongkol dengan para imam Yahudi untuk menangkap dan membunuh Tuhan Yesus (Yoh. 13:26, 27, Mat.26:14-16).

Di tengah situasi yang sangat mencekam: kesedihan dan ketakutan … …, dan dalam harapan akan seorang raja yang memerdekakan … serta dalam bayang-bayang harapan akan suatu kerajaan yang ‘gema ripah loh jinawi tata tentrem’ dengan pemimpinnya yang bijaksana dan penuh hikmat …., dan di tengah mimpi-mimpi indah murid-murid untuk menduduki ‘jabatan aduhai’ dalam kerajaan yang dipimpin Tuhan Yesus,  Tuhan Yesus - sang Mesias ini malah, berkata:  …..  Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi.  Tanpa berpikir panjang, Yudas Iskariot akhirnya banting stir – menjual Tuhan Yesus dengan harga 30 keping perak.






Ironis memang! Kalau hubungan Tuhan Yesus dan murid-murid (dan umat Yahudi lainnya yang berharap padanya) saat itu dianalogikan sebagai “Keluarga Allah” dimana Yesus sebagai kepala keluarga, maka logika normal manusia akan berkata: “Tuhan Yesus melucu saja”  atau malah “Tuhan Yesus ‘keterlaluan’”.  Masa dalam situasi rumah tangga dan anggota keluargaNya terancam, Dia yang kepala keluarga ini berkata  “… Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi…”. Apanya yang berguna?

Kalau hanya dengan logika manusia, kita boleh saja berkata: ‘Tuhan Yesus keterlaluan’. Tetapi oleh kasih karuniaNya dan dengan pertolongan Roh Kudus kita akan dapati betapa agungnya rancangan Tuhan – sangat tinggi dan sangat dalam makna dan nilai yang terkandung dalam pernyataan Tuhan Yesus di atas.  “… Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu” (Yoh.16:7). Makna dan nilai yang tersimpan atau tersirat dalam pernyataan Tuhan Yesus ini kalau dibahasakan dengan bahasa yang lebih praktis dan sederhana maka:

Pertama: Tuhan Yesus tidak terlalu mencemaskan ancaman kematian yang menghadang Dia. Mengapa? Karena itu tugasNya, itu jalan karya penyelamatan/ penebusan dosa umat manusia yang HARUS Dia lalui. Bapak di Sorga telah menetapkan Dia sebagai ANAK DOMBA ALLAH untuk disembelih karena hanya darahNya yang dapat menebus dosa manusia[1]. Tiga kali berturut-turut Tuhan Yesus  berusaha kompromi dengan bapaNya, di saat Dia berdoa di taman Getsemani. Akan tetapi penugasan Allah Bapa ini tetap dan tidak berubah. Akhirnya anak domba Allah ini disembelih di kayu Salib, di bukit Golgota. Darahnya yang tertumpah meremukkan kepala si ular tua dan menebus dosa manusia di dunia.


Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."
Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"  (Mat. 26:39, 42).

Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan? Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya. Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan.  Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya. Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah. Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya.  Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya. Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul. ……… (Yesaya 53)

Hal ini sebelumnya telah diajarkan dan disampaikan berulang-ulang kepada murid-muridnya, tetapi murid-murid tidak mengerti. Malah yang dipikirkan mereka adalah hal-hal duniawi, seperti antara lain dalam kutipan berikut ini.

  ‘… Ia berkata kepada mereka: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit." …’ (Mark.9:31).

‘… “Dengarlah dan camkanlah segala perkataan-Ku ini: Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia."  Mereka tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka, sehingga mereka tidak dapat memahaminya. Dan mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada-Nya.  Maka timbullah pertengkaran di antara murid-murid Yesus tentang siapakah yang terbesar di antara mereka.  Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka. Karena itu Ia mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di samping-Nya, dan berkata kepada mereka: "Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar." (Luk.9:44-48. Baca juga Mat.12:40, 17:22, dll)


Kedua: Tuhan Yesus juga tidak terlalu mencemaskan nasib murid-muridNya setelah Dia ditangkap, disalibkan dan mati. Mengapa? Karena Dia tahu bahwa semua yang telah dipilih oleh Bapa untuk datang kepadaNya tidak akan binasa, kecuali Yudas yang telah ditentukan untuk binasa. Tuhan Yesus juga tahu dan sudah mengajar mereka berulang-ulang bahwa mereka memang akan tercerai berai setelah Tuhan Yesus ditangkap tetapi setelah kebangkitanNya Ia akan mengumpulkan kembali mereka dan menginsafkan kembali mereka tentang semua perkara ini yang pada mulanya mereka tidak mengerti.

Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorangpun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci (Yoh 17:12).

Nah, adakah hal yang dicemaskan Tuhan Yesus, yang menjadi sentral keprihatinan dan pergumulan Tuhan Yesus?

Ketiga: Yang menjadi sentral kecemasan dan pergumulan Tuhan Yesus yang dapat disingkapkan dibalik pernyataaNya di atas adalah kutukan dahsyat dan mengerikan akibat dari dosa.

Kutukan maut ini tidak hanya menimpa manusia, termasuk rahim/ kandungan anak-anak perempuan manusia, tetapi juga menimpa ladang dan kebun dan tanamannya.  Dalam konteks modern sekarang ini, kutukan ini menimpa juga berbagai usaha dan pekerjaan yang kita geluti. Industri kita, bisnis kita, yayasan kita, CV kita, pekerjaan kewiraswastaan, pekerjaan pegawai negeri, usaha-usaha dalam rumah tangga kita …. SEMUA TERKENA KUTUK AKIBAT DOSA. Situasi kehidupan kekal Taman Firdaus - suasana Kerajaan Sorga hilang dari manusia.

Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya." Firman-Nya kepada perempuan itu: "Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu." Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu … … maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu." (Kej.3:15-19)

Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. (Rom_5:12)

Kutukan atau hutang dosa inilah yang menjadi sentral pergumulan dan kecemasan Tuhan Yesus. Dia akan menebusNya dengan darahNya sendiri yang telah ditetapkan oleh BapaNya sebagai Darah Anak Domba Allah. Setelah tugas penebusan ini diselesaikan, Dia akan pulang kepada Bapa di Sorga, sebelum kemudian datang kembali untuk bertakhta sebagi raja di Yerusalem baru di bumi baru di saat penciptaan kembali[2]. Dia HARUS PULANG lapor kepada Bapa di sorga dan umumkan dari Sorga kepada dunia bahwa “SUDAH GENAP’. DOSA SEISI DUNIA TELAH DITEBUS DENGAN DARAHNYA.


Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.  (Mat.19:28. Baca juga: Wahyu 3:12 dan Wahyu 21:1-2).

Masalahnya kemudian adalah, siapa yang akan mendampingi manusia, menghibur mereka, memulihkan suasana sorgawi - suasana Taman Eden yang berkelimpahan itu kedalam kehidupan mereka di dunia ini, selama mereka masih harus menanti kedatangannNya (Tuhan Yesus) yang kedua?




 Keempat: Rancangan Allah Bapa bagi kebaikan dan keselamatan manusia sangat luar biasa. RANCANGAN PENEBUSAN DOSA yang ditugaskan kepada Tuhan Yesus (Allah anak) ini kemudian disusul dengan RANCANGAN PENGHIBURAN; dan rancangan ini ditugaskan kepada sang penghibur yang telah dijanjikanNya juga melalui nabi-nabiNya (antara lain Yoel dan Yesaya) untuk mengerjakannya. Sang penghibur itu adalah Roh Kudus (Allah Roh).

…"Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan. Juga ke atas hamba-hambamu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu. Aku akan mengadakan mujizat-mujizat di langit dan di bumi: darah dan api dan gumpalan-gumpalan asap…. Yoel. 2: 28-)

… ratapilah tanah bangsaku yang ditumbuhi semak duri dan puteri malu, bahkan juga segala rumahmu tempat bergirang-girang di kota yang penuh keriaan. Sebab purimu sudah ditinggalkan dan keramaian kotamu sudah berubah menjadi kesepian. Bukit dan Menara sudah menjadi tanah rata untuk selama-lamanya, menjadi tempat kegirangan bagi keledai hutan dan tempat makan rumput bagi kawanan binatang. Sampai dicurahkan kepada kita Roh dari atas: Maka padang gurun akan menjadi kebun buah-buahan, dan kebun buah-buahan itu akan dianggap hutan. Di padang gurun selalu akan berlaku keadilan dan di kebun buah-buahan akan tetap ada kebenaran. Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya. Bangsaku akan diam di tempat yang damai, di tempat tinggal yang tenteram di tempat peristirahatan yang aman. Hutan akan runtuh seluruhnya dan kota akan direndahkan serendah-rendahnya.  Berbahagialah kamu yang boleh menabur di segala tempat di mana terdapat air, yang dapat membiarkan sapi dan keledainya pergi ke mana-mana!  Yesaya 32:13-19).


Dalam kitab Injil, Tuhan Yesus menyebut Roh Kudus dengan nama Penghibur sebanyak tiga kali, yaitu dalam kitab Yohanis 14:26, 15:26 dan 16:7. Mengapa Tuhan Yesus menyebut Roh Kudus sebagai penghibur? Untuk menyingkap rahasia dibalik nama penghibur yang dipakai Tuhan Yesus untuk menyebut Roh Kudus ini, baiklah terlebih dahulu kita dalami makna dari kata Penghibur.

Kata penghibur, yang bahasa aslinya ‘parakletos’ adalah sebuah kata jadian dari kata dasar – kata kerja: hibur. Kata jadian lainnya adalah kata kerja menghibur. Baik kata hibur maupun kata menghibur kedua-duanya mengandung arti merubah suasana susah atau dukacita seseorang sehingga menjadi senang atau sukacita. Selain itu kedua kata ini juga mengandung arti orang yang berduka cita sehingga perlu dihibur, - dan orang yang menghibur. Orang yang mengalami suasana duka cita ini tentu ada penyebabnya; misalnya karena kematian orang yang dikasihi, kehilangan barang berharganya atau karena sakit, dll. Sebaliknya, orang yang yang menghibur tentunya adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menghibur; misalnya karena hubungan kedekatan (misalnya: mama – anak), memiliki kemampuan menyembuhkan (kalau kedukaan karena sakit), dll.


Kelima:  Makna dan nilai lain yang dapat pula disingkapkan dari kutipan pernyataan Tuhan Yesus sebelumnya adalah bahwa: Pertama, ada satu pihak yang sedang mengalami situasi atau suasana duka cita sehingga perlu dihibur. Pihak itu adalah kita - manusia, yang diciptakan Allah dengan tanganNya - segambar dan serupa denganNya. Kedua, ada pihak yang memiki kemampuan dan telah ditetapkan dan dijanjikan Allah Bapa sebagai penghibur yang akan (dan yang sudah dan akan) datang. Pihak itu adalah Roh Kudus. Nah, serentetan pertanyaan bisa dimunculkan dari rahasia kelima ini. Pertanyaan pertanyaan itu adalah, antara lain:

  1. Apakah kita menyadari bahwa kita sedang dalam suasana dukacita dan merasakan suasana dukacita itu?
  2. Apakah kita tahu apa saja penyebab suasana dukacita kita?
  3. Apakah kita menyadari bahwa Roh Kudus memiliki kemampuan dan telah ditetapkan oleh Allah Bapa untuk menghibur kita?
  4. Pekerjaan penghiburan seperti apa yang sedang dikerjakan Roh Kudus untuk kita?
  5. Apakah kita mau membuka diri untuk mendapatkan penghiburan dari Roh Kudus?
  6. Apakah kita tahu bahwa rancangan Allah atas hidup kita adalah rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan?


Hanya oleh kasih karuniaNya dan hanya dengan pertolongan Roh Kudus, pertanyaan-pertanyaan ini akan dijawab dan diulas sejelas-jelasnya dalam lanjutan Serial Renungan tentang Peranan Roh Kudus Dalam Kehidupan Orang Percaya ini di edisi berikut Bulentin kita ini. 

Tuhan terus memberkati. Sampai jumpa!

 ================= John Wem Haan ===================




[1] Mengapa hanya darahNya yang dapat menebus dosa manusia? Nantikan renungan di edisi mendatang!
[2] Nantikan edisi mendatang tentang Masa Penantian yaitu Masa  Ziarah Rohani menuju Yerusalem Baru, Bumi Baru, Langit Baru.

Thursday, December 31, 2015

Renungan akhir tahun 2015: Tantangan di Tahun 2016



Renungan akhir tahun 2015
Tantangan di Tahun 2016

Benny Hinn dalam satu Healing crusade sermon menyampaikan satu pernyataan penting disertai satu pertanyaan retorical penting …. (hasil terjemahaan bebas) …. TIDAK ADA KUASA  DALAM DOA ORANG KRISTEN; Sebagian besar termasuk dalam doa para pendeta dan gembala jemaat; AKIBATNYA YANG FATAL ADALAH banyak orang, termasuk sebagian besar orang Kristen mencari kuasa ke DUKUN, PARA NORMAL, PARA PERAMAL dan yang serupa untuk kebutuhan penyembuhan, dan penyelesaian atau jawaban atas berbagai masalah kehidupan.  

Pertanyaannya adalah: MENGAPA DEMIKIAN?? Jawaban dari beliau adalah karena hampir seluruh orang yang mengaku Kristen ternyata MASIH HIDUP, BERJALAN DAN BERKARYA/ MELAYANI DI DALAM DAGING. TIDAK DI DALAM ROH!!!.  …. … … dst

Jawaban dan Renungan anda?? ……………………
(Nats pokok sebagai penuntun:  Joh 3: 1-12;  Joh 4: 19 – 24; Roma 8; 2 Kor. 3:3; Gal 5:16 – 26)